Persebaya: Pertahankan Trio Pemain Asing

Persebaya: Pertahankan Trio Pemain Asing – Nasib tiga pemain asing Persebaya Surabaya sepertinya bakal aman-aman saja. David da Silva, Diogo Campos, dan Aryn Williams, sudah menunjukkan performa impresif selama putaran kedua Shopee Liga 1 2019.

Ketiganya juga memiliki peran penting dalam membuat Bajul Ijo bisa finis di peringkat kedua klasemen akhir Liga 1 2019. David, Diogo, dan Williams, bahkan menjadi sosok tak tergantikan, kecuali akumulasi kartu atau cedera.

Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, mengakui bahwa ketiga pemain tersebut menjadi pembeda permainan timnya. Itulah alasannya dia jarang sekali membuat ketiganya hanya menghiasi bangku cadangan.

Persebaya: Pertahankan Trio Pemain Asing

 Aji Santoso memimpin sembilan pertandingan Persebaya Surabaya. Selama itu pelatih 49 tahun tersebut rajin melakukan rotasi. Namun, rotasi tak berlaku bagi tiga pemain asing Green Force –julukan Persebaya–.  Yaitu, duo Brasil, David da Silva dan Diogo Campos, serta gelandang asal Australia Aryn Williams. Jika tidak terkena akumulasi kartu atau cedera, tiga pemain tersebut selalu menjadi pilihan utama. Kondisi itu membuat kans tiga pemain asing untuk dipertahankan pada Liga 1 musim depan cukup besar. sbobet365

Da Silva dipastikan bertahan. Sebab, striker berkepala plontos itu dikontrak hingga akhir musim depan. Apalagi, performa pemain 30 tahun tersebut sangat moncer. Dia mencetak 14 gol dalam 17 penampilan bersama Green Force di Liga 1. Statistik Campos juga tak kalah apik. Sebagai winger, dia mengemas 7 gol dalam 14 laga bersama Persebaya. judi bola

Bagaimana Aryn? Perannya sebagai gelandang jangkar cukup sentral. Dia bahkan mampu menepikan M. Hidayat yang sejak awal musim sering menjadi pilihan utama. Total, dia bermain dalam 15 laga. Mencetak tiga gol, 26 intersep, dan 14 sapuan. ’’Saya jarang merotasi tiga pemain asing karena mereka bisa memberikan motivasi bagi pemain lokal. Selain itu, tidak ada stok pemain lagi. Kalau ada, pasti mereka saya rotasi,’’ kata Aji. https://americandreamdrivein.com/

Persebaya: Pertahankan Trio Pemain Asing

Karena itu, musim depan Aji berencana mendatangkan pemain pelapis yang sepadan. Terutama untuk posisi striker sebagai pelapis Da Silva. ’’Makanya, Da Silva juga nggak pernah saya ganti. Coba kalau ada pemain depan lainnya. Makanya untuk musim depan kami perlu (menambah pemain) biar stoknya cukup,’’ beber mantan bek kiri Persebaya tersebut.

Apalagi, Green Force punya peluang untuk tampil di AFC Cup 2020. Itu seiring dengan hasil imbang 2-2 yang diraih Persipura Jayapura kontra Borneo FC kemarin sore. Hasil tersebut membuat Persebaya finis sebagai runner-up dengan torehan 54 poin. Dengan kans tampil di kompetisi Asia, komposisi skuad memang harus ditambah.

Masalahnya, kepastian berlaga di AFC Cup 2020 bergantung kepada hasil Bali United. Juara Liga 1 musim 2019 tersebut harus lolos di kualifikasi Liga Champions Asia 2020. Jika lolos, slot tampil di AFC Cup 2020 menjadi milik Persebaya. Jika gagal, Bali United dipastikan akan berlaga di AFC Cup 2020 dan Persebaya kehilangan kesempatan berlaga di kompetisi Asia.

Meski begitu, Aji tak mau ambil pusing. Dia menyatakan sudah memiliki kerangka tim untuk musim depan. ’’Dalam sepak bola, setiap musim akan ada pemain baru dan yang akan out. Itu juga akan terjadi di Persebaya,’’ kata pelatih yang pernah menukangi Arema itu.

Tetapi, Aji memberikan sinyal bahwa tidak akan banyak pemain yang keluar. ’’Yang jelas, mayoritas pemain masih di sini (Persebaya),’’ tambahnya.

Bek Rachmat ’’Rian’’ Irianto sadar akan hal itu. Rian mengatakan sudah merasa nyaman dengan komposisi pemain saat ini. ’’Apalagi, ada pemain yang berjuang sejak Liga 2 2017,’’ kata pemain 20 tahun itu. Meski demikian, sebagai pemain, Rian akan menghormati apa pun keputusan pelatih dan manajemen.

“Saya jarang merotasi tiga pemain asing tersebut karena mereka bisa memberikan motivasi bagi pemain lokal. Selain itu juga karena tidak ada stok pemain lagi. Kalau ada, pasti mereka saya rotasi,” kata Aji Santoso.

Statistik Campos juga tak kalah apik. Sebagai pemain sayap, dia membukukan 7 gol dalam 14 laga. Williams pun juga patut mendapat apresiasi. Total, pemain berpaspor Austrlia itu bermain dalam 15 laga dengan mencetak tiga gol, 26 intersep, dan 14 clearance.

David menjadi pemain yang paling moncer. Striker berusia 30 tahun itu mencetak 14 gol dalam 17 penampilan di Liga 1. Dia juga telah memastikan bakal membela Persebaya lagi karena kontraknya berakhir hingga 2020.

“Makanya, David da Silva juga tidak pernah saya ganti. Coba saja kalau ada pemain depan lainnya. Makanya untuk musim depan kami perlu menambah pemain baru supaya stoknya cukup,” imbuh pelatih Persebaya Surabaya berusia 49 tahun itu.

Lantas, bagaimana dengan nasib Diogo Campos dan Aryn Williams untuk musim depan?

“Dalam klub sepak bola, setiap musim akan ada pemain baru dan yang akan keluar. Itu juga akan terjadi di Persebaya. Yang jelas, mayoritas pemain masih di Persebaya,” ucap Aji Santoso.

Kabarnya, Aryn Williams sudah sepakat meneken kontrak baru dengan Persebaya Surabaya. Hanya, manajemen Persebaya menunggu momen tepat untuk mengumumkannya. Bisa jadi, mereka ingin memberi kejutan untuk Bonek, suporter Persebaya.

Hal yang berbeda terjadi pada Diogo. Sejauh ini, belum ada sinyal bahwa manajemen Bajul Ijo telah menyodorkan kontrak baru untuknya.

Berkarier di India, lalu kemudian ke Indonesia, ibarat sudah menjadi takdir bagi Aryn Williams (25 tahun). Dua negara itu adalah tempat yang kebetulan sama-sama pernah ditinggali kakek dan ayahnya. Kebetulan pula, keduanya begitu lekat dengan sepak bola.

Sang kakek, Lincoln Eric Grostate, pernah bermain untuk beberapa klub di India pada 1950-an. Sementara ayahnya, Eric Williams, sempat melatih sejumlah klub Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tepatnya Perseman Manokwari pada 2007 lalu.

Williams memang berasal dari keluarga yang amat lekat dengan sepak bola. Selain kakek dan ayahnya tadi, dua saudaranya juga bergelut di cabang olahraga paling populer sejagat itu.

Rhys Williams, saudara tertuanya, pernah membela Middlesbrough, Perth Glory, hingga Melbourne Victory. Adapun Ryan Williams, saudara kembarnya, bermain untuk Portsmouth di Inggris sana. Sebelumnya, ia pernah bermain di Fulham, Barnsley, serta Rotherham United.

Williams, di sisi lain, mengambil jalan yang agak berbeda dengan dua saudaranya itu. Jika karier keduanya berputar-putar di Inggris dan Australia saja, Williams justru memilih jalan terjal dengan mengikuti jejak kakek dan ayahnya.

Usai bermain selama beberapa musim untuk Perth Glory, ia memutuskan untuk hijrah ke India dengan bermain di Neroca FC. Williams menghabiskan dua musim membela klub tersebut.

Kurun itu, ia berhasil mempersembahkan posisi runner up I-League pada 2017-18. Ia sendiri tampil sebanyak 17 laga dan membukukan satu gol serta satu assist. Semusim berselang, sayangnya, prestasi Williams bersama Neroca sedikit menurun usai cuma bisa finis di urutan enam klasemen akhir I-League.

Meski demikian, Williams merasa kerasan di India. Perasaan itu bahkan makin meningkat setelah ada rumor bahwa Timnas negara tersebut membutuhkan jasanya pada awal 2019. Ya, meski besar dan lahir di Australia, Williams memang bisa memperkuat India sebab ibunya berasal dari sana.

Karena itulah, jelang I-League 2019-20 dimulai, berkarier di India tetap berada pada list pertama bagi Williams, kendati Neroca melepasnya. Lebih-lebih, perkembangan sepak bola di negara Bollywood tersebut memang tengah pesat-pesatnya. Namun, tawaran dari Persebaya Surabaya mengubah segalanya. Ia memilih untuk hijrah dari India.